Waspadai Murai Batu di Musim Penghujan

Musim penghujan merupakan musim yang harus diwaspadai bagi pemilik burung kicauan, terutama Murai Batu. Kondisi cuaca yang dingin dan lembab di musim penghujan membawa munculnya berbagai ancaman penyakit yang bisa menyerang Murai Batu anda. Kenyataannya juga, banyak kematian yang menimpa pada unggas( ayam, itik, burung) terjadi di musim-musim penghujan. Itu menandakan musim penghujan merupakan musim yang cukup ekstrim dan rentan bagi berbagai makhluk hidup terganggu kesehatannya, termasuk juga manusia.

Bagi Murai Batu, penyakit yang sering diderita kala masuk musim penghujan antara lain adalah radang pernapasan, serak, pilek, sampai penyakit yang sangat membahayakan yaitu tetelo. Penyakit tetelo (newcastle disease) atau yang dikenal penyakit ayan merupakan penyakit yang tidak jarang menyebabkan kematian bagi Murai Batu yang terkena penyakit ini, apalagi MB yang berumur muda. Siklus gejala dari penyakit tetelo, di awal murai batu tampak segar bugar, tidak berapa lama murai batu mulai lesu/lemah, kemudian pergerakan tubuh seperti orang mabuk dengan badan bergetar, suka memutar-mutarkan kepala, jika tidak tertolong, dalam keadaan sangat kritis Murai batu akan mati dengan kepala mendongak ke atas.

Penyakit-penyakit di atas memang kerap menjadi ancaman serius bagi penghobi burung kicauan. Pergantian musim antara musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, mengakibatkan Murai Batu harus menyesuaikan diri dengan perubahan cuaca dan suhu udara. Pada kondisi ini tentunya sistem imunitas atau kekebalan tubuh akan berperan sangat penting bagi kesehatan tubuhnya, makanya bagi Murai Batu yang tidak memiliki sistem imunitas yang baik, tentu akan sangat mudah terserang penyakit.

Ditambah juga, di mana di musim penghujan ini selalu diiringi dengan naiknya temperatur dan kelembaban udara. Dengan naiknya temperatur udara maka merupakan keuntungan bagi berbagai bakteri, jamur, atau juga virus untuk dapat berkembangbiak dengan cepat. Ini juga merupakan salah satu penyebab utama mengapa di musim penghujan banyak makhluk hidup mengalami gangguan pada kesehatannya, juga bagi Murai Batu.

Di samping itu, kelembaban udara yang tinggi akan mempercepat berubahnya struktur kimia yang terdapat pada pakan olahan, seperti voer menjadi cepat basi. Jika anda membiarkan voer yang telah terkontaminasi kelembaban udara (basi) itu tetap dikonsumsi Murai Batu, tentunya bisa mengakibatkan gangguan pada pencernaan Murai Batu. Seringkali hal ini terjadi karena ketidaktahuan pemilik bahwa pakan olahan (voer) yang terdapat dalam sangkar ternyata sudah basi, hanya karena baru diganti 2-3 hari yang lalu.

Gejala lain yang cukup mengkhawatirkan Murai Batu yang seringkali menyerang di kala musim penghujan adalah burung suka mengembangkan atau memegarkan bulunya. Ini merupakan pertanda Murai Batu sedang dalam kondisi yang tidak sehat, dibarengi dengan kurang aktif tingkahnya dalam sangkar, nafsu makannya juga menurun, bawaan burung tampak selalu mengantuk karena cuaca yang cenderung dingin. Hal inilah yang akhirnya haru dipahami, bahwa perlunya melakukan perawatan yang tepat bagi Murai Batu saat pergantian musim memasuki musim penghujan.
NEXT
 

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Blogger news